COVID-19 : Berkah atau Bencana?


Virus Corona telah menjadi momok menakutkan bagi seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Tak sedikit korban meninggal dunia akibat virus ini. Data menunjukkan hingga update terakhir dari pemerintah setidaknya 2.738 jiwa positif, 204 jiwa sembuh, dan 221 jiwa meninggal dunia. Jadi, dari data ini rasio kematian akibat COVID-19 mencapai 8%. Sudah kita lupakan sejenak data-data ini. Mari kita bahas, apakah wabah virus Corona ini termasuk berkah atau bencana.

Seperti yang kita bahas sebelumnya, angka kematian akibat Corona ini sangat tinggi. Bahkan di beberapa negara di Eropa korban meninggal mencapai ribuan jiwa. Kenyataan yang begitu tragis. Sebagian orang beranggapan jika wabah ini merupakan bencana. Anggapan mereka dapat dimaklumi jika kita melihat fakta-fakta lapangan. Akan kita kupas satu persatu alasan yang ada.
  • Banyaknya Korban
        Dilansir dari laman Tirto.id, hingga 7 April 2020 jumlah pasien COVID-19 di seluruh dunia telah menyentuh angka 1.352.266 pasien dengan korban meninggal mencapai 75.299 jiwa. Amerika, Spanyol, Italia, Jerman, dan Perancis menjadi 5 negara dengan kasus tertinggi COVID-19. Tak ayal sebagian besar masyarakat menganggap COVID-19 merupakan sebuah bencana terutama mereka yang terimbas langsung dari pandemi ini.

  • Ekonomi Nasional maupun Internasional yang Pontang Panting
       Negara-negara maju maupun berkembang tak bisa menghindari dampak langsung COVID-19 terhadap kelangsungan ekonomi mereka. Negara-negera dengan kasus terbanyak terpaksa melakukan kebijakan lockdown untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 di negara mereka. Lockdown adalah suatu kebijakan yang memaksa seluruh penduduk negara tetap berdiam diri di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah. Ini menjelaskan bahwa seluruh kegiatan sebisa mungkin tidak dilakukan di luar ruangan atau rumah, termasuk bekerja. Masyarakat yang biasanya bekerja, memutar roda perekonomian negara terpaksa harus berhenti sementara waktu. Akibatnya, ekonomi menjadi tidak stabil karena ada perubahan mendadak yang mengguncangnya. Seperti saat kita sedang bersepeda, tiba-tiba saja ada batu yang menghalangi jalan. Tentu kita akan kehilangan keseimbangan sesaat. Bahkan di negara kita Indonesia, sudah banyak kasus PHK akibat pandemi COVID-19 ini. Salah satu contohnya PHK 87 karyawan Ramayana Depok yang viral beberapa hari ini. Tentunya ini menjadi hal yang dilematis bagi setiap pihak.

  • Pihak-PIhak Tak Bertanggung Jawab
       Isu Corona dimanfaatkan bagi sebagian orang untuk meraup untung. Mafia-mafia masker menjual masker kesehatan dengan harga tak wajar memanfaatkan situasi ini. Seolah mereka tak punya hati nurani. Mengambil kesempatan dalam kesempatan. Di ranah politik bahkan sampai dimanfaatkan oleh salah satu menteri sebagai alasan untuk membebaskan koruptor. Dengan dalih lapas yang overload dan mencegah penyebaran virus di lapas. 

Tak ada yang dapat disalahkan atas terjadinya pandemi ini. Semua sudah kehendak Tuhan. Kita hanya bisa melakukan tindakan pencegahan sebisa mungkin dan terus berdoa agar wabah ini segera selesai. Seperti halnya uang koin, terdapat dua sisi pada setiap hal yang ada di dunia ini. Meskipun berdampak negatif terhadap kesehatan dan ekonomi, di sisi lain terdapat sisi positif yang dapat kita rasakan saat ini. Berikut uraiannya,

  • Iklim Bumi Semakin Membaik
         Berkurangnya aktivitas manusia di luar ruangan berdampak baik bagi iklim bumi. Polusi udara yang disebabkan oleh manusia menjadi berkurang drastis. Bumi seakan mendapat waktu untuk beristirahat dari ulah pongah manusia. Salah satu dari sekian banyak dampak membaiknya bumi dapat kita lihat pada Kota Surabaya. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya mencatat indeks pencemaran udara di Surabaya turun dari 22 menjadi mendekati 1.

  • Tumbuhnya Kesadaran Menjaga Kebersihan Diri
         Pemerintah dan pihak medis telah berulang kali mengampanyekan segala kiat agar setiap orang tak terjangkir virus Corona yaitu dengan menjaga kebersihan diri, khususnya tangan. Individu yang sebelum pandemi tidak terlalu memperhatikan kebersihan diri menjadi lebih peduli setelah adanya COVID-19 ini. Pihak medis menyarankan agar rutin mencuci tangan dengan sabun sesudah berkegiatan di luar rumah. Berikut kiat-kiat mencegah penularan virus Corona yang penulis lansir dari Alodokter :

1. Mencuci tangan dengan benar.
2. Menggunakan masker.
3. Menjaga daya tahan tubuh.
4. Tidak pergi ke negara terjangkit.
5. Tidak melakukan kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan virus Corona.

Nah teman-teman semua, mungkin itu saja sedikit analisis yang dapat penulis sampaikan menanggapi pandemi Corona yang kian hari kian banyak menjatuhkan korban. Kalian boleh mengambil sudut pandang manapun yang kalian inginkan. Semua tergantung pada penilaian kalian sendiri. Intinya penulis hanya ingin menyampaikan stay safe dan jaga diri juga keluarga baik-baik. Jangan meremehkan virus ini. Jangan bertindak egois karena yang akan terkena dampaknya bukan hanya kalian saja. Namun orang-orang di sekitar kalian juga akan terdampak.

0 Komentar