Fakboi Love Story #1

Fakboi Love Story



Perkenalkan, aku Sena Aji Brata. Adalah wajar jika kau merasa biasa saja kalau belum pernah bertemu denganku. Hal yang wajar pula kalau kau merasa terpesona saat bertemu denganku. Terdengar menyombongkan diri, namun itulah faktanya. Akuilah. Mari kuajak kau berkenalan denganku. Sekarang pikirkan idola Koreamu yang paling tampan. Selanjutnya bayangkan aku memiliki wajah sepuluh kali lipat lebih tampan dari mereka. Barangkali dua belas. Tinggiku sekitar 177 sentimeter dan bobot tubuh 62 kilogram. Sudah dapat gambaran betapa menariknya aku? Oh hampir lupa. Aku setiap hari melatih otot-ototku di gym milik ayahku, Red Gym. Kalau kau penduduk Kota Botroso, kau sudah pasti tahu gym itu. Tentu saja tubuhku atletis. Kalau aku jadi kau, aku sudah pasti akan mengabdikan diri untuk mengagumi diriku.


Aku masih muda. Tanggal 28 Juli nanti aku menginjak usia 20 tahun. Dan itu seminggu dari sekarang. Muda, tampan, dan tubuh proporsional. Begitu sempurnanya diriku. Buat apa diri yang begitu sempurna kalau bukan untuk kumanfaatkan? Sejak masih di bangku SMA, aku gemar sekali merayu cewek-cewek dan kemudian mematahkan hati mereka. Mulai dari kakak kelas, adik kelas, teman sekelas, teman satu organisasi, bahkan ketua OSIS pun pernah menjadi korbanku. Aku mirip sekali dengan Dewi Aphrodite dalam novel Percy Jackson. Bedanya aku versi laki-laki. Entah aku yang terlalu pandai merayu atau mereka yang begitu lugu memakan semua rayuan gombalku sehingga tak butuh waktu lama mereka pun takluk. Beberapa waktu kubuat seolah hanya merekalah yang paling kucinta di dunia ini. Beberapa waktu kemudian, duar... Kupatahkan hati mereka. Kubuat semua angan mereka hancur layaknya gelas kaca yang meluncur jatuh dari tangan seseorang.

Aku tak seberapa mengingat berapa banyak mangsaku. Mungkin 52. Ada sensasi memuaskan saat melihat ekspresi kecewa mereka. Kalian tahu rasanya sesudah minum Cola, kau pasti akan bersendawa puas beberapa saat kemudian. Kurang lebih seperti itu sih rasanya. Hei jangan salahkan aku. Salahkan saja kenapa aku diciptakan begitu sempurna. Salahkan juga para cewek itu kenapa sangat mudah percaya pada laki-laki. Tak seharusnya mereka percaya pada laki-laki, khususnya aku. Ah tapi akal sehat mereka telah terblokir oleh aura ketampananku yang kian memancar kesana kemari.


Tapi sudahlah lupakan biografi singkatku tadi. Sekarang aku sedang mengincar seorang cewek lagi untuk kujadikan 'mainanku' selanjutnya. Aku bertemu dengannya minggu lalu. Waktu itu aku lagi bosan-bosannya di rumah. Tak ada yang menarik meskipun bagi banyak orang menganggap rumahku seperti surga. Ya kuakui sih orang tuaku menyediakan segala hal yang kuinginkan di rumah. Seperti Play Station 10 yang baru saja rilis dua hari lalu, laptop gaming dengan spesifikasi yang luar biasa hebat, ruangan tiruan Timezone, dan masih banyak lagi . Percayalah, kalau aku menyebutkan seluruh fasilitas yang kuperoleh disini, sampai tiga hari kedepan pun tak akan selesai. Jadi, benar aku masih merasa bosan. Kuputuskan pergi mencari angin. Ah rasanya sudah lama aku tak mengendarai Harley Davidson CVO Limitedku keluar garasi. Aku tak tahu kemana tujuanku. Tapi saat berada di persimpangan Jalan Faestos, aku melihat sebuah kafe yang cukup menarik. Kafe itu seperti rumah pohon dengan bagian luarnya dipenuhi dengan hiasan mirip tanaman merambat. Dekorasinya dipenuhi nuansa hutan sehingga saat kau disana, kau merasakan seperti sedang berada di hutan sebenarnya. Aura alam begitu terasa disitu. Aku memutuskan untuk melihat-lihat kafe itu sebentar. Sekadar mengganti suasana sementara waktu. Kupesan satu Vietnam Drip dan juga Double Chess Burger. Pelayannya cukup ramah. Bahkan aku sempat ditawari air putih setiba disana. Aku duduk di meja 6 sebelah jendela agar aku masih dapat melihat jalanan, berjaga-jaga kalau saja ada yang mencoba mencuri Harley-ku. Meski aku tau tak akan ada orang yang berani melakukannya.

Setengah jam aku disana. Tak ada apa-apa. Aku mulai bosan. Mungkin saja aku selalu merasa bosan karena tak ada yang bisa kumainkan. Iya maksudku cewek-cewek. Hingga datang seorang cewek berambut hitam panjang ke kafe hutan itu. Wajahnya cukup cantik menurut mataku. Tingginya? Okelah cukup ideal. Terbesit dalam benakku, "Wah mangsa baru nih!" Tanpa berpikir panjang aku mendatangi mejanya, kulihat dia kesini sendirian.

"Hai, meja ini kosong? Boleh aku duduk disini?"  aku bersikap seolah aku ini cowik baik.

"Oh, hai juga. Boleh, kok."  dia mempersilahkan.

Lalu aku duduk begitu saja di depannya. Kutatap dia. Lumayan juga.

"Oh, ya. Perkenalkan aku Sena. Kamu sendirian aja disini?"  aku memulai omong kosongku untuk menggaet perhatiannya.

"Iya, aku setiap hari kesini sendirian."  ujarnya. "Gak ada yang nemenin."

"Wah sayang banget ya. Cantik-cantik begini kok gak ada yang nemenin."

"Kamu sendiri juga sendirian disini. Sayang banget juga dong. Kan kamu lumayan ganteng."

Percakapan pertama dan dia langsung memuji ketampananku. Memang aku ini selalu hebat kalau urusan wanita.

"Eh, iya juga ya hehe. Kamu kesini setiap hari buat apa?"

"Ini adalah tempat favorit mendiang adikku. Biasanya aku kesini sama adikku. Tapi sekarang dia udah gak ada. Aku cuma pengen mengenang dia aja."  aku sebenarnya merasa iba atas penjelasannya ini.

"Eh, maaf. Aku gak bermaksud begitu."

"Gapapa, kok. Santai aja."

"Aku turut berduka cita."

"Iya, makasih."

Perbincanganku dengannya terhenti saat dia selesai mengangkat telepon dari seseorang. Aku tak tahu siapa, tapi yang kutahu itu hal yang penting. Aku dapat mengetahuinya karena setelah itu dia sangat terburu-buru pergi.

"Eh, Sena maaf ya aku gabisa lama-lama disini. Ada urusan penting."  ujarnya sambil membereskan barang-barangnya.

"Oh iya gapapa. Aku juga mau pulang kok."

"Syukurlah."

"Kalau boleh aku minta kontak Nile-mu dong. Lagian aku juga belum tahu namamu."

"Namaku Ninda. Nih scan aja."  Dia menyodorkan barcode Nile-nya kepadaku lantas berlalu begitu saja.

Bagus. Satu ikan telah masuk ke kolam pancingku. Tinggal menunggu waktu aku memberinya umpan dan dia akan memakannya. Tunggu saja Ninda.

[Bersambung]

Tunggu episode selanjutnya ya teman-teman. Pasti update kok. Kalian bisa follow Instagramku di @nunohjulio buat notifikasi kalau aku update. Stay tune ya kawanku!

2 Komentar

Anonim
Anonim mengatakan…
Goodjob!
Nasrul
Nasrul mengatakan…
Duh gasabar nunggu lanjutannya