Kata Pejabat Soal Corona



Halo Sobat Bacotan, pada kesempatan kali ini kita kembali lagi membahas COVID-19 yang sedang melanda negeri kita ini. Para pejabat pemerintah sejak awal telah diperingatkan akan munculnya virus Corona di Tiongkok. Tanggapan yang diberikan beraneka ragam. Sebelum masuknya COVID-19 ke Indonesia, para pejabat terkesan menyepelekan masalah virus ini. Dilansir dari Narasi TV, berikut adalah sebagian komentar-komentar para pejabat penting negara terkait permasalahan virus Corona di Indonesia.

10 Februari 2020, Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)

"Corona (masuk Batam)? Corona, kan, sudah pergi. Corona mobil?"

16 Februari 2020, Terawan Agus Putranto (Menteri Kesehatan)

"Masker (habis di pasaran) salahmu sendiri, kok, beli. Enggak usah (pakai), masker itu buat yang sakit."

17 Februari 2020, Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan)

"Tapi, (ini) guyonan sama Pak Presiden, ya. Insyaallah (virus) COVID-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal."

24 Februari 2020

1. Doni Monardo (Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

"Apakah mungkin karena kita (kebal karena) sering minum jamu? Atau mungkin karena kita sudah kebal dari dulu karena sudah sering kena batuk pilek, jadi begitu ada virus dikit saja virusnya mental."

2. Bahlil Lahadalia (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal)

"Katanya virus Corona enggak masuk ke Indonesia karena izinnya susah."

3. Ahmad Yurianto (Juru Bicara Penanganan Virus Corona)

"SARS-Coronavirus tipe 2 ini beda dengan COVID-19. Perbedaannya lebih dari 70 persen. Jadi, ini bukan COVID-19."


* Menurut WHO, SARS-Coronavirus Tipe 2 adalah nama virusnya. Sementara COVID-19 adalah nama penyakitnya. Keduanya merujuk pada persoalan yang sama.

2 Maret 2020, Terawan Agus Putranto (Menteri Kesehatan)

"Ingat, yang kita lawan ini virus. Bukan bakteri, lho, ya. Virus itu self limited disease. Artinya self limited disease itu sembuh sendiri. Tidak diapa-apain juga sembuh sendiri."

"Kamu lihatlah ini menkes confident banget kok. Yakin apa yang harus dihadapi ini Corona bukan barang yang menakutkan luar biasa. Yang menakutkan itu beritanya.

* Kasus Positif COVID-19 : 2

3 Maret 2020, Terawan Agus Putranto (Menteri Kesehatan)

"Angka kematiannya (di Indonesia) hanya 2 persen. Kecil sekali. Lebih besar (di) kita batuk pilek yang bisa menyebabkan kematian.

* Kasus Positif COVID-19 : 2


4 Maret 2020, Mahfud MD (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan)

"Ada sesuatu yang belum jelas, sudah konferensi pers Corona. Seperti di Cianjur itu, mengkhawatirkan. Dan baru diumumkan ternyata enggak ada, (pasiennya) enggak terinfeksi Corona. Itu baru disiarkan di televisi barusan. Oleh sebab itu, setiap daerah harus membuat tenang dan tidak membuat situasi seperti menakutkan, ya. Biasa-biasa aja."

* Sebelas hari kemudian (15 Maret 2020), pasien dari Cianjur yang dimaksud dinyatakan positif COVID-19

* Kasus Positif COVID-19 : 2

11 Maret 2020, Ma'aruf Amin (Wakil Presiden)

"Ternyata di sini ada yang bisa menangkal Corona yang ditawarkan oleh Pak Gubernur, yaitu susu kuda liar."

Kasus Positif COVID-19 : 34 
Meninggal : 1

15 Maret 2020, Joko Widodo (Presiden)

"Sebagaimana kemarin telah disampaikan bahwa salah satu menteri kami terdeteksi positif  terinfeksi COVID-19."

"Dengan kondisi ini, saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah."

* Kasus Positif COVID-19 : 117
Meninggal : 5

18 Maret 2020, Achmad Yurianto (Juru Bicara Penanganan Percepatan COVID-19)

"Usul WHO (melakukan tes massal COVID-19) diterima. Masalah dijadikan atau tidak itu, kan, nanti dulu. Sebab ada syarat ketentuan berlaku kalau mau menjalankan."

* Kasus Positif COVID-19 : 227
Meninggal : 19

19 Maret 2020, Joko Widodo (Presiden)

"Saya minta alat rapid test terus diperbanyak, juga memperbanyak tempat-tempat untuk melakukan tes dan melibatkan rumah sakit baik pemerintah, milik BUMN, Pemda, rumah sakit milik TNI, dan Polri dan swasta, dan lembaga riset dan pendidikan tinggi yang mendapatkan rekomendasi dari Kementrian Kesehatan.

* Kasus Positif COVID-19 : 309
Meninggal : 25

20 Maret 2020, Joko Widodo (Presiden)

"Pemerintah juga menyiapkan obat dari hasil riset dan pengalaman dari berbagai negara agar bisa digunakan untuk mengatasi COVID-19 sesuai dengan resep dokter."

"Kecepatan ini yang kami (pemerintah) ingin sampaikan. Kami tidak diam, tapi mencari hal-hal, info-info apa, yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan COVID-19."

* Kasus Positif COVID-19 : 369
Meninggal : 25

24 Maret 2020, Joko Widodo (Presiden)

"Saya telah perintahkan pada semua menteri, gubernur, bupati ,dan walikota agar memangkas semua rencana belanja yang tidak prioritas, di APBN maupun APBD."

* Kasus Positif COVID-19 : 686
Meninggal : 55

31 Maret 2020, Joko Widodo (Presiden)

"Pemerintah telah menetapkan COVID-19 sebagai jenis penyakit dengan faktor resiko yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat dan oleh karenanya, pemerintah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat."

* Kasus Positif COVID-19 : 1.528
Meninggal : 136

2 April 2020, Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)

"Cuaca di ekuator Indonesia ini, yang panas dan humidity tinggi, maka untuk COVID-19 itu enggak kuat."

* Kasus Positif COVID-19 : 1.790
Meninggal : 170

5 April 2020, Achmad Yurianto (Juru Bicara Penanganan Percepatan COVID-19)

"Oleh karena itu mulai hari ini, sesuai rekomendasi WHO, kita menjalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker."


* Kasus Positif COVID-19 : 2.273
Meninggal : 198

Baiklah Sobat Bacotan mungkin itulah sebagian tanggapan-tanggapan dari para pebajat terkait persoalan COVID-19. Data menunjukkan bahwa setiap hari terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 di Indonesia. Pemerintah sejak awal seharusnya tidak menyepelekan masalah ini dan  bertindak lebih sigap mencegah COVID-19 menginfeksi Indonesia. Tapi apalah daya, Corona terlanjur menyebar ke seantero Nusantara. Hasil pemantauan dari situs resmi pemerintah covid.go.id, menunjukkan kasus positif telah menyentuh angka 4.839 dengan korban meninggal 459 hingga kini. Oleh karena itu, sikap menyepelekan tidak boleh diulangi lagi di masa mendatang.

Silahkan klik disini untuk menonton video selengkapnya oleh Narasi TV.

0 Komentar