DIa Istriku!

Istri dan Suami


Namaku Bajuri. Kalau kau pikir aku punya bajaj seperti Bajuri yang terkenal itu, kau salah. Aku orang baik yang tidak sadar telah menjadi bajingan. Aku mulai menyadarinya setelah menyakiti hati orang-orang terdekatku, khususnya istriku sendiri. 

Kami sudah menjalani bahtera rumah tangga selama 20 tahun. Namun aku tak bisa menghilangkan kebiasaan 'liar' yang kumiliki sejak remaja. Ya, aku sering bermain hati dengan perempuan-perempuan. Kebiasaan ini, tanpa sadar, telah melekat kuat dalam diriku. Tepat di tahun ke-13 pernikahan kami, aku bermain lagi dengan perempuan lain. Ini perselingkuhanku yang kulakukan pertama kali setelah kami menikah. Bahkan ini kulakukan saat istriku sedang mengandung anak kedua kami.

Di malam itu, malam yang begitu gemerlap dengan bintang=bintang, aku meminta izin kepada istri sahku untuk menikahi perempuan itu, yang dengannya aku sudah menjalin hubungan selama kurang lebih satu tahun. Aku tahu wanita itu seorang janda beranak dua dan ayahnya merupakan partner bisnisku. Sangat menguntungkan apabila aku menikahinya pikirku. Tapi begitu aku melontarkan kata-kata itu, istriku menangis dengan kuatnya. Aku jadi tak tega. Aku menenangkannya. Putra sulung kami yang masih berusia 11 tahun melihat itu. DIa pun ikut menangis dan berlari keluar. Aku rasa dia sudah mengetahui perselingkuhanku sejak lama namun ia tak berani mengungkapkannya kepada siapapun.

Betapa jahatnya aku setelah menyadari perbuatanku itu. Aku meminta maaf dan berusaha memperbaiki hubungan kami. Aku masih memikirkan anak-anak kami. Dan syukur hubungan kami membaik. Aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan haram itu. Aku berjanji untuk menjadi lebih baik dengan merawat istri dan anak-anakku sepenuh hati.

Enam tahun setelah janji itu, aku mulai kumat lagi. Kekumatan ini terjadi seusai teman karibku mengataiku cupu karena hanya punya satu wanita. DIa berkilah lelaki sejati itu punya lebih dari satu wanita. Aku termakan hasutan itu. Dia lantas mengajakku ke tempat 'karaoke' yang disana, katanya, aku bisa memilih wanita lain sebagai wanita simpanan. Memang selama ini aku telah memenuhi segala kebutuhan materi istri maupun anak-anakku. Mereka serba berkecukupan. Jadi bersenang-senang sedikit rasanya tak salah. Omongan temanku itu ada benarnya.

Aku lantas menemukan wanita yang 'cocok'. Parasnya cantik, bodinya bak gitar Spanyol, dan kulitnya mulus licin. Cocok sekali untuk kupamerkan kepada teman-temanku yang juga punya wanita simpanan. Apapun yang dimintanya aku turuti namun aku juga selalu mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku. Saat di rumah aku berlagak jadi ayah yang 'baik'. Seperti yang dilakukan ayah-ayah baik pada umumnya. Menemani anak tidur, membantu menyelesaikan tugas sekolah, mengajaknya jalan-jalan, semua aku lakukan. Tentu saja agar perbuatanku di belakang mereka tetap menjadi rahasia.

Lambat laun istri dan putra sulungku mengendus permainan bejatku. Aku tak tahu mereka bisa tahu darimana. Yang aku tahu cuma satu, aku ketahuan. Tidak lama kemudian istriku berbicara kepadaku tentang masalah itu dengan nada agak meninggi. Aku tak mengacuhkannya. Aku rasa hati nuraniku sudah mati tertutupi kemaksiatan yang selama ini menyelimuti. Aku pergi begitu saja meninggalkan mereka. Aku memutuskan menginap di rumah seorang teman.

Keesokan harinya, ketika aku pulang, aku mendapati rumahku kosong melompong. Tak ada orang. Tak ada siapapun disini. Aku berinisiatif menanyakan hal ini kepada tetangga. Rupanya istri dan kedua anakku telah pergi dari rumah semalam. Katanya mereka membawa tas besar yang, kemungkinan, berisi pakaian. Ah, sial. Tak ada makanan pula di rumah. Aku lapar. Dan mungkin aku juga tak peduli.

Apesnya lagi, atm-ku juga dikuras. Aku menduga anakku yang pertama pengurasnya. Tidak ada siapapun yang mengetahui pin atm-ku selain dia. Aku memberitahu pin atm itu saat dia ingin membuka bisnis penjualan pulsa. Aku jadi tertarik karena ini akan melatih daya bisnisnya. Total ada 10 juta yang dikuras. Aku menduga istriku lah otaknya karena dia tidak rela uang itu kupakai untuk melayani wanita karaoke itu.

Ah, selama seminggu aku luntang-lantung seperti duda tanpa anak. Setiap hari aku hanya makan mie instan sebab aku tak bisa masak. Bodohnya aku yang cuma bisa masak air dan mie instan saja. Tanpa istri sangatlah merepotkan. Aku tak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan istriku. Ternyata aku lah yang salah. Aku menuruti ego dan gengsiku yang pada akhirnya membuat istri dan anak-anakku pergi. Ternyata perkataan teman karibku tentang pria sejati adalah sebuah kesalahan. Lelaki sejati ialah dia yang mampu bertahan dengan satu wanita sepanjang hidupnya, dan dengannya pula menjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung satu sama lain.

Di tengah keputusasaan yang aku alami, pintu rumah diketuk. Perkiraanku itu hanya tetanggaku saja. Namun lagi-lagi aku salah. Berdiri di depan pintu itu, dengan menenteng dua buah tas besar, di belakangnya diikuti sepasang anak TK dan SMA, dan dengan senyum yang terpampang di wajahnya. Ya, itu istriku. Spontan aku memeluknya. Aku meminta maaf untuk kedua kalinya dan ia pula memaafkanku untuk kedua kalinya. Dia benar-benar sosok istri sekaligus ibu yang hebat. Betapa bodoh dan kejinya aku menyia-nyiakan dia. Jika kau pikir Saitama One Punch Man adalah manusia terkuat, kau sekali lagi salah. Istriku lah manusia yang paling kuat di bumi ini.

0 Komentar