Kenapa Wanita Ribet?

Kenapa Wanita Ribet?

Pernahkah Anda berpikir kenapa wanita itu terkadang ribet dan sulit dimengerti? Seperti saat suami menemani istrinya belanja baju baru, si istri akan meminta pendapat suaminya untuk memilihkan baju mana yang cocok. Padahal si istri ini sebenarnya sudah punya pilihan sedari awal. Misalnya, si istri ini awalnya menyukai baju A. Namun ia tidak terlalu yakin lantas bertanya kepada suaminya dengan menunjukkan pilihan baju A dan baju B. Jika si suami memilih baju A, urusan selesai karena memang itulah yang diinginkannya. Tapi kalau si suami memilih baju B, ia akan berpikir lagi dan pada akhirnya tetap membeli baju A.

Sudah hampir seminggu Sarip memikirkan hal tersebut. Kenapa, sih, wanita itu suka banget sama hal-hal ribet? Pikirnya. Pusing memikirkan itu, Sarip memilih ngopi di warung Cak Jen. Warung itu tak jauh dari rumahnya, cukup berjalan kaki 5 menit saja sudah sampai.

"Cak, kopi susu ya." pesan Sarip.

"Sekarang, Rip?" tanya Cak Jen.

"Tahun depan boleh kok, Cak." kata Sarip dengan muka mbesungut.

"Ah, kamu ini gitu aja kok ngambek, Rip. Iya-iya ini tak bikinin." goda Cak Jen yang memang terkenal usil.

"Ya habisnya Cak Jen ini bikin orang pusing tambah pusing."

"Lho, kamu pusing kenapa, toh, Rip? Ada masalah di rumah? Perasaan keluargamu baik-baik aja deh."

"Bukan, sih, Cak. Masalah kecil ini tapi bikin saya pusing gegara gak bisa berhenti buat mikirinnya."

"Emang masalah apa toh?"

"Jadi gini, Cak..."

Sarip lalu menceritakan semua yang ada dalam pikirannya sejelas mungkin kepada Cak Jen. Cak Jen pun mengerti.

"Oalah gitu, toh, Rip." kata Cak Jen sambil manggut-manggut.

"Iya, Cak. Menurut Cak Jen gimana?" tanya Sarip sembari menyalakan rokok.

Cak Jen tak menjawabnya langsung. Ia kelihatan sedang berpikir juga. Muncul sebuah gagasan saat ia melihat Sarip asyik merokok.

"Oalah jadi gitu. Aku sudah tau jawabannya, Rip." sergah Cak Jen.

"Hah? Yang bener, Cak?" Sarip terkaget-kaget.

"Iya. Jadi itu memang kehebatan wanita, Rip."

"Lho, kok bisa, Cak?"

"Gini, waktu aku melihatmu nyalain rokok tadi, aku tau rokokmu itu harganya 30 ribuan. Ya soalnya aku juga jual rokok makanya aku tau."

"Lah terus hubungannya rokok sama wanita apa, Cak?" potong Sarip.

"Bentar dulu jangan dipotong, biar tak jelasin dulu. Jadi kalau uang 30 ribu itu dipegang laki-laki, ya dapetnya paling cuma rokok sebungkus aja, Rip. Coba kamu kasih 30 ribu itu ke istrimu. Ya bakal bisa buat makan serumahmu itu. Karena wanita ribet, dia bakal mikirin bener-bener uang 30 ribu ini bisa buat beli apa aja. Beli tempe, tahu, ayam, bumbu-bumbu pasti bisa kalau wanita yang pegang." jelas Cak Jen.

"Wah iya juga ya, Cak, kalo dipikir-pikir." kata Sarip yang mulai mengerti.

"Kita ini laki-laki kebanyakan gak mau ribet. Uang segitu ya kita cuma dapet satu jenis barang, rokok misalnya. Kita juga kadang bodoamatan sama orang rumah waktu mau ngabisin duit 30 ribu. Ya menurut kita, sih, dikit. Tapi buat istri kita uang segitu udah cukup lah buat belanja, buat makan keluarganya. Jadi wanita itu hebat karena mereka punya sifat yang menurut kita ribet. Padahal gara-gara keribetannya itu dia jadi gak egois, gak kayak kita yang egois banget. Paham, Rip?" lanjut Cak Jen.

"Aduh merasa kesindir, nih, saya, Cak. Masuk akal, Cak, penjelasan sampeyan. Ada manfaatnya juga saya ngopi tiap hari di warungnya Cak Jen hehehe." kata Sarip sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lho, gini-gini lulusan UI saya ini, Rip."

"Wah, Universitas Indonesia yang terkenal itu ya, Cak?"

"Bukan. Lulusan UI, Untu Ireng gara-gara kebanyakan ngopi waktu dulu hahaha." kata Cak Jen disusul dengan tawa ngakak-nya.

1 Komentar

Anonim
Anonim mengatakan…
Good story.. Itu emang kehebatan cewe makanya jangan ngeluh aja kalo ngadepin seorang perempuan